Cinta Masa Kecilku


cinta masa kecilku


“Terkadang cinta itu tak harus memiliki, jangan bersedih bagi yang pernah mengalaminya. Dibalik semua kisah pasti ada sebuah hikmah yang dapat kita petik, cinta sejati adalah cinta dimana kita dapat saling memahami tanpa berkata-kata, dapat merelakan Sidia demi kebahagiaanya Walupun pahit untuk ditelan ibarat sebuah pil walaupun pahit diawal namun khasiatnya dapat menyembuhkan. Begitupula dalam perjalanan kisah asmara jika kita melihat sisi positifnya maka pasti kita dapat memahami. Ingat, bukan kita yang menentukan, kita hanya menjalankan apa yang telah ditentukan oleh yang maha kuasa. Belajar untuk mengikhlaskan jauh lebih indah dari pada meratapi apa yang telah terjadi, karena waktu tidak dapat diputar kembali. Ikhlaskan apa yang telah terjadi dan percayalah, sebaik-baik rencana adalah rencana Allah SWT. Mungkin memang bukan dia belahan rusuk kita. dan yakinlah suatu hari nanti aka datang seseorang yang dapat mengisi kekosongan hati kita, seseorang yang telah disiapkan oleh Allah untuk kita, dan hanya buat kita.”


Mungkin benar kata pepatah yang mengatakan bahwa cinta itu tak mengenal usia seperti yang aku alami semasa kecil dulu. Namun yang aku alami dulu hanya sebatas mengagumi saja. Seiring bertambahnya usia, perasaan yang dulunya hanya sebatas mengagumi kini lebih tepatnya dapat disebut dengan cinta. Ya cinta dari masa kecil yang hingga kini selalu hadir dalam mimpi dan lamunanku. Masih terbayang dulu kami sering bermain bersama, makan bersama, hingga mandipun bersama dikali. Karena orang tuaku sangat dekat dengan keluarganya maka tak menjadi masalah kalau aku seharian main dirumahnya. Saking dekatnya aku sama dia hingga sahabat-sahabat kami yang lain sering mengatakan kalau aku suka sama dia, ya tahulah kata-kata ejekan seperti “cie” bahkan pernah sekali orangtuanya mengatakan “kalau kami sudah dewasa saat aku sudah jadi polisi dan dia sudah jadi dokter maka mereka akan menjodohkan kami berdua”. Kata-kata itu selalu aku ingat dan seakan menjadi motivasi tersendiri buat aku. Namun kenyataannya kini aku dapat dikatakan sudah dewasa namun melenceng dari panggilan “Pak Polisi” dan malah Sidia yang kini telah mendapat panggilan “Bu Bidan”.  

Yo.. perkenalkan namaku Ally, sekarang aku berstatus sebagai mahasiswa semester 8 jurusan Sistem Informasi di salahsatu kampus yang ada di Indonesia dan sedang dalam tahap penyusunan proposal penelitian. Hufftt..berlama-lama dengan proposal penelitian membuat kepala pusing rasanya. Entah angin darimana hingga terbersit ide gila untuk menulis cerita-cerita tentang kisah cintaku agar dapat dibaca dan dijadikan pelajaran bagi orang lain yang membacanya. Ok tanpa banyak cencong lagi ada baiknya kita langsung saja ke TKP.

Seperti yang telah kalian baca diatas, jelas sekali aku telah melenceng dari kriteria pilihan orangtuanya, bukan kemauanku untuk kuliah. dulu sewaktu lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) aku sempat becita-cita ingin menjadi polisi ataupun tantara, dan ayahku sangat mendukung cita-citaku namun Karena aku yang notabenenya berasal dari kampung yang masih mempercayai hal-hal mistis maka sebelum aku pergi untuk menggapai cita-citaku, aku harus menerima ramalan tetua kampung yang katanya fisikku lemah dan tidak cocok untuk bagian kemiliteran, maka dari situlah ibuku tidak merestui cita-citaku. Dan dengan berat hati aku memutuskan untuk kuliah dan mengambil jurusan sekenanya saja yang alhamdulillah lulus dijurusan system informasi padahal waktu itu aku sangat buta tentang computer, jangankan menggerakkan mouse, menghidupkan computer saja aku tidak tau tombol apa yang harus ditekan bahkan saat pertama kali masuk lab computer aku pernah memformat flashdisk dosen yang kala itu kami disuruh untuk mengcopy aplikasi dari flashdisk sebagai latihan pembelajaran pertama.

Namun setelah kejadian itu semuanya telah berubah dari aku yang dulunya sangat buta terhadap computer mulai belajar belajar dan belajar, dan alhamdulillah sekarang bisa dikatakan telah mengenal seluk beluk tentang computer, bahkan sekarang aku telah mempunyai cita-cita ingin menjadi seorang programmer yang handal dibidang system informatika.

Yup lanjut pada pokok pembahasan, walaupun aku sangat mencintainya dan iapun tahu tentang perasaanku namun kami tidak pernah menjalin hubungan yang namanya pacaran. walaupun pada saat tepatnya kelas 2 SMA ia pernah sekali meminta agar kami berpacaran namun aku menolaknya karena aku tahu pacaran hanya akan membuat kami tidak fokus terhadap cita-cita kami, yang aku mau jika kami sudah sukses dengan cita-cita kami masing-masing baru aku akan melamarnya dan menjadikannya kekasih seumur hidupku.

Seiring berjalannya waktu dan demi mengejar impian masing-masing kami dipisahkan oleh jarak karena kami kuliah beda kota. Kami mulai sibuk dengan urusan kami masing-masing hingga untuk saling menyapa fia sms saja jarang, bahkan aku sudah memiliki pacar seorang guru SD yang kami jalani 4 tahun pacaran dan kemudian putus karena aku tidak dapat melupakan sidia yang jauh disana. Kembali lagi kerutinitas semula mulai dari melamun tentang dia hingga stalking profil facebooknya, dan kini dia semakin cantik dan dewasa dengan hijab yang selalu ia kenakan membuat hati ini rasanya semakin rindu saja. Namun kembali lagi ke kebiasaan lama yang ingin mengisi kekosongan hati ini, pada saat liburan dan aku pulang ke kampung halaman, aku menemukan seorang wanita yang aku rasa cukup untuk mengisi kekosongan hati ini. Mulailah kami berpacaran, namun karena orangtuaku yang over protektiv, akhirnya hubungan kami yang berjalan baru beberapa minggu akhirnya ketahuan dan orangtuaku terutama ibuku tidak mengizinkan kalau aku berpacaran dengannya. Namun karena aku terlanjur jatuh hati maka kami terus melanjutkan hubungan kami, namun secara diam-diam.

Selang liburan semester berikutnya aku berlibur kembali kekampung halaman yang kala itu sidia masa kecilku kebetulan juga pulang kampung. Namun karena ia jarang keluar rumah, maka tidak sekalipun aku melihatnya, bahkan hubungan aku dengan kekasih gelapku terus berlanjut dan semakin mesra saja. Namun suatu hari aku mendengar kabar bahwa sidia telah dilamar oleh pemuda sekampung yang telah berstatus sarjana kembali perasaan yang dulu bergejolak dan rasa tidak terima membuat aku gelisah. Apakah kabar yang aku dengar benar atau hoaks belaka.?. pada saat yang sama handhphoneku berbunyi, tanda ada SMS masuk yang tertera nama Findria. Cepat-cepat aku baca dan pesannya berbunyi “Al dirumah ada ibumu yang sedang mengantarkan undangan dan sedang bercakap-cakap dengan ibuku. ”. Ya aku tahu ibuku memang sedang mengantarkan undangan tetangga rumahku yang sedang mengadakan hajatan. Cepat-cepat aku membalas dengan kata-kata sindiran yang berbunyi “ya dan sebentar lagi undanganmu yang akan disebar.” Dengan nada tidak senang. Sidia membalas kembali “hehehe kan kamu ada pacar bukannya kamu yang mau disebarin undangan.” Aku tau kalau dia mencoba menguji aku. Sampai disitu aku tidak lagi membalas SMS nya.

Pada saat itu juga, aku langsung memutuskan hubungan dengan kekasih gelapku, dengan alasan orangtuaku tidak merestui kami. Sepulang ibuku dari mengantarkan undangan tetangga yang mau hajatan, ibuku langsung mengajukan segudang pertanyaan sebagiannya kurang lebih seperti ini “apa betul kalian berdua findria saling suka dan kalian berjanji untuk fokus pada kuliah kalian dulu.?” Dengan perasaan takut kalau-kalau ibu marah lagi aku menjawab “iya ma..”. bukannya marah namun dengan senyum ibuku mengatakan “kenapa dari dulu tidak cerita kalau tau begini kan ibu bisa panggil mantu ibu kerumah ini buat bantu ibu masak”. Dengan muka merah karna malu aku cuman bisa menunduk namun dalam hati aku berteriak mengatakan yess….akhirnya kami direstui.

Ternyata findria selalu berbagi cerita dengan ibunya baik itu tentang kuliahnya hingga tentang kami, dan pada saat itu sedang ada ibuku, dan dia tidak segan-segan menceritakan semua tentang kami, tentang janji yang kami buat, pokoknya semua tentang kami. Bahkan ibuku bercerita kepadaku bahwa ibuku dan ibunya punya rencana khusus buat kami berdua jika sudah selesai studi nanti..hmm ada-ada saja.

Mulai hari itu aku selalu giat belajar mempersiapkan masa depan aku nanti dengan sidia pastinya. Tak jarang kami saling menghubungi satu sama lain mulai dari SMSan hingga telfonan namun bukan ngobrol tentang pacarana ya..kami hanya saling nanya kabar cerita tentang masa kecil kami yang indah, perasaan kami yang masih bertahan hingga kini, dan kapan kami akan selesai studinya.

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat hingga kini ia telah diwisuda karena memang ia adalah wanita yang cerdas makanya ia telah mendahului aku. Sementara aku yang hingga kini belum kelar juga menyusun proposal karena terkendala dengan masalah yang tengah aku hadapi dan mungkin inilah satu-satunya masalah yang terberat sepanjang hidupku. Bermula dari kabar burung yang tidak mengenakkan ditelainga tentang aku, hingga akhirnya sampai tersebar dan aku dijuhi teman-temanku, bahkan tak lagi ada kabar tentang sidia terakhir kali aku mendengar bahwa dia telah memiliki calon yang lain yang sesuai dengan pilihan orangtuanya, ya seorang tantara. kini tinggal aku sendiri, namun semua itu takkan menyurutkan semangatku untuk menggapai cita-cita. Walaupun bukan untuknya, setidaknya aku dapat membahagiakan orangtuaku.

Mungkin inilah jalan yang telah Allah tentukan buatku, memang aku akui sulit untuk dapat melupkan kenangan yang telah kami lalui mulai dari masa kanak-kanak, hingga kami dewasa bahkan hingga saat ini hanya dia yang selalu hadir dalam mimpi indahku. penyesalan memang selalu dibelakang. Nasi telah menjadi bubur, dan waktu tak dapat diputar kembali. Seandaninya waktu dapat diputar kembali, mungkin aku akan menjadi lelaki yang paling setia sedunia, melibihi cinta Romeo kepada juliet yang tidak akan mencintai wanita lain selain dirinya. Aku tak mau menyalahkan orang lain atas apa yang terjadi padaku, namun setidaknya aku tak mau kisahku hanya manis diawal, dan pahit kemudian dipenghujungnya. Aku tak mau mengatakan mengapa…mengapa Ya Allah.!, karena hal itu hanya akan membuat aku lemah dimataNYA, aku tak mau lagi menyalahkan diriku walaupun penyesalan masih tetap ada, namun aku yakin, Allah telah menyiapkan bidadariku disuatu tempat dibelahan dunia ini , walaupun mungkin sulit bagiku untuk move on, namun aku akan tetap membuka hati.

Kini hanya gitar tua yang selalu menemani hari-hari sepiku. Aku masih ingat waktu pertama kali aku belajar bermain gitar dan lagu pertama yang aku nyanyikan untuknya lagu dari DudI Oris.

Hari ini kau pergi
Meninggalkan diriku
Semua begitu saja
Terjadi dan takkan kembali

Sungguhku tak berdaya
Jika harus tanpamu
Menghabiskan waktuku
Jelajahi dunia

Dirimu laksana surgaku
Tempatku mencurahkan
Segala rasa cinta suci
Yang tulus didalam batinku

Tiada yang mampu gantikan
Tempatmu dihatiku
Menyejukkan seluruh jiwa
Melebur kedasar sukmaku

Haruskah kuberpasrah
Hadapi semua ini
Mencoba memulainya
Kembali dengan harap pasti

Namun kadang raguku
Mengusik damai hati
Membawa kebimbangan
Dengan arah tak pasti

Adakah dibenakmu
Seberkas celah rasa
Meskipun semu semata
Ringankan kesedihan.

Semoga kisah ini menjadi pelajaran bagi kawan-kawan pembaca agar jangan menyia-nyiakan orang yang mencintai kita. Memang benar kata pepatah “Rumput tetangga memang lebih hijau”. Belajarlah menghargai apa yang telah kita miliki. Dengan saling menghargai, hidup akan jauh lebih indah. Bagi yang telah berpasangan jangan menyia-nyiakan pasangan anda, hargailah apa yang telah anda miliki karena hidup dalam kesendirian sangat tidak mengenakkan.


Bdw cukup sampai disini dulu kisah yang tidak mengenakkan ini, mumpung sudah habis tisu yang dipakai untuk mengelap air mata aku (lebay.:-D). Kalau masih diberikkan waktu oleh yang maha kuasa aku akan membagikan kisah-kisah aku lagi dilain waktu bye. semoga dengan membaca kisah aku ini para pembaca dapat lebih bijak lagi dalam membuat kisah anda sendiri. Thanks telah menyempatkan diri untuk membaca ceritaku ini .

Komentar

Posting Komentar